Sabtu, 25 Agustus 2012

kisah 3 bersaudara

alkisah,
       ada tiga orang bersaudara,  mereka mempunya nama yang sama,yaitu abdullah. tiga bersaudara ini semuanya sangat taat menjalankan perintah agama. Apa yang diperintahkan oleh Tuhan, mereka jalankan. Apa yang dilarang Tuhan, mereka jauhi. suatu waktu ketika ayahnya sakit keras, mereka berbakti penuh dengan cara merawat sang ayahanda. namun memang umur sang ayah sudah tua, sakitnya pun tak kunjung sembuh. ketika ayahanda mereka mau meninggalkan mereka alias mau meninggal dunia, sang ayah mengucapkan kata-kata terakhir. :'' mendekatlah anak-anakku ,aku mau titip pesan terhadap kalian, salah satu dari kalian tidak mendapatkan warisan dan keduanya berhak mendapatkan warisan. lalu meninggallah sang ayah tercinta. tiga bersaudara ini kaget ,salah satu diantara mereka tidak berhak mendapatkan warisan. mereka bertanya-tanya,  Abdullah yang mana yang tidak berhak mendapat warisan. mereka pun menanyai sang bunda tapi bunda tidak memberikan jawaban apapun melainkan dia hanya terus bersedih ditinggal oleh suaminya. karena mereka ini ahli taat mereka pun mengambil keputusan secara bijak. lebih baik kita minta keputusan dari sang hakim di madinah. setelah proses pengurusan jenazah almarhum ayahnya selesai. maka esok harinya berangkatlah mereka ini ke madinah.

            perjalanan ke madinah ini mereka pergi dengan menunggangi unta. karena perjalanan lumayan cukup jauh melewati padang pasir yang bermil-mil. di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang arab badui. lalu tiga bersaudara ini menghampiri si arab badui yang sedang termenung di tengan gurun pasir. disapalah si arab badui: ''wahai hamba Allah sedang apa anda gerangan disini duduk termenung sendirian. maka dijawablah oleh si arab:'' ana kehilangan unta ana , apakah kalian melihat unta ana??''
mereka menjawab;'' tidak"'
arab badui mengulangi lagi pertanyaannya:'' apakan kalian melihat unta ana??, unta ana hilang, lepas dari ikatannya.
abdullah:'' apakah untamu yang hilang itu matanya pecak?
arab badui: ''betul''.
abdullah:''apakah untamu itu tak punya ekor?
arab badui:'' betul"
abdullah:" apakah untamu itu kakinya pincang?
arab badui: ''betul, nah berarti kalian melihat unta ana, atau jangan-jangan kalian mencuri unta ana?
tiga bersaudara serentak menjawab: tidak, kami tidak mencuri unta anda ,melihatpun nya juga tidak.
arab Badui:'' akan kulaporkan kalian kepada hakim di Madinah.
abdullah:'' kebetulan kami juga akan kesana.

            tibalah di Madinah , maka empat orang ini mengadukan permasalahannya kepada si hakim. tiga bersaudara ini mengemukakan masalah nya kepada si hakim. hakim kami ini mempunyai nama yang sama,yakni abdullah, namun diantara kami salah satunya tidak berhak mendapatkan warisan. bagaimana kebijakan anda wahai hakim besar. kemudian arab badui mengemukakan permasalahannya. wahai hakim ana kehilangan unta namun ketiga orang ini mengetahui ciri-ciri unta ana, bagaimana kebijakan anda wahai hakim.maka si hakim menanyakan tiga bersaudara ini , "kalian mengetauhi ciri-ciri unta arab badui ini darimana? dijawablah oleh abdullah :'' kami mengetahui ciri unta itu dari gelagat unta itu,yakni :
  • unta anda pecak, kami melihat dari rerumputan di sekitar tempat unta anda menghilang itu sisa rumput yang tidak dimakan oleh si unta acak-acakan alias tidak rapih. biasanya kalau unta yang matanya sehat atau sempurna makannya itu rapih dan tertib.
  • unta anda tidak punya ekor, kami melihat dari sisa kotoran unta anda bleberan kemana-mana tidak satu tempat. kalau unta yang normal mempunyaai ekor ,buang airnya pun satu tempat ,tidak kemana-mana.
  • unta anda pincang, iya dilihat dari jejak kaki unta tersebut, cuma tiga. tidak empat seperti yang lainnya.
      kalau begitu sudah permasalah kamu wahai arab badui, kamu boleh pulang. maka dengan lega si arab pun pulang. lalu kami wahai hakim bagaimana dengan permasalahan kami.untuk saat ini saya belum bisa memutuskan perkara tersebut. hari sudah tampak larut malam. begini saja kalian menginap dulu disini ,esok hari kita lanjutkan. maka menginaplah tiga bersaudara ini.

        mereka pun diberi tempat untuk menginap. lalu mereka diantarkan hidangan makan malam.oleh orang suruhan hakim. ketika mereka akan menyantap makanan, salah satu diantara mereka, berkata: ''wahai saudaraku jangan dimakan ini dagingnya kelihatannya ini bukan daging halal kayaknya ini daging kalbun(anjing) ,gajihnya tidak menyatu dengan daging .lebih baik kita makan rotinya saja.
     mereka pun tidak memakan daging tersebut, lalu ketika mereka akan melahap roti ,maka salah satu abdullah yang lain, berkata : ''kayaknya ini roti dibuat oleh wanita hamil tua, karena tekstur roti ini tidak sempurna .hanya setengahnya. tapi ini halal mari kita makan. tiga bersaudara ini hanya memakan roti saja tanpa daging.
   ketika mereka akan tidur , abdullah yang lainnya berkata:''wahai saudaraku kita sedang diawasi oleh suruhan-suruhan si hakim . saya melihat di balik pohon ada yang mengawasi kita. kiranya hakim itu ibnu Haram(anak Haram). karena kebiasaan anak haram tidak percaya kepada tamunya. dan punya prasangka lain terhadap tamunya. tapi tetap kita tidur saja jangan diindahkan ,Insyaallah Allah melindungi kita.
         maka esok hari pun mereka menghadap hakim lagi untuk kembali meminta kebijakan atas perkara mereka. maka hakim pun bertanya terlebih dulu :'' kenapa kalian tidak menghabiskan makanan yang kami antar. maka mereka pun menjawab. Abdullah yang (1) :  kami tidak memakan daging yang anda suguhkan kepada kami ,saya kira daging anjing. maka kami tak mau makan makanan haram. maka si hakim pun menanyakan kepada pelayannya: apakah benar itu daging anjing? maka si pelayan berkata: maafkan saya hakim ,benar itu daging anjing kirain merek tidak tahu,. ketika saya akan membeli daging halal ,kehabisan daging tersebut, lalu waktu saya pulang saya melihat ada anjing maka saya sembelih itu anjing pengganti daging yang tidak ada.
                          Abdullah yang (2) : saya kira roti yang kami makan itu dibuat oleh wanita hamil tua karena tekstur roti tak sempurna. maka si hakim kembali menanyakan pelayannya: ''apakah benar roti tersebut dibuat oleh wanita hamil tua, si pelayan menjawab;'' betul tuan ,istri saya yang buat itu roti dan istri saya memang sedang hamil tua.
                     Abdullah yang (3) : ''wahai hakim, saya kira anda ibnu Haram,. karena anda mengirimkan suruhan anda untuk memata-matai kami .  karena kebiasaan anak Haram selalu waspada terhadap tamunya. tidak percaya penuh terhadap tamunya. maka si hakim tersentak kaget, dirinya dibilang ANAK HARAM . maka si hakim bertanya kepada ibunya: wahai ibu apakah aku ini anak haram, jawab bu dengan jujur!. maka si ibu hakim menjawab: kamu ini ngomng apa sih , nggak boleh ngomong gitu. maka si hakim terus memaksa ibunya agar menjawab jujur lalu terpaksa si ibu berkata: '' wahai putraku benat kau ini ibnu haram ,. dulu ketika bapakmu akan menceraikan ibu ,ibu berselingkuh dengan orang lain. maafkanlah ibu.
      maka si hakim pun berkata: oke, sekarang saya bisa memutuskan perkara kalian ,wahai tiga bersaudara:'' ini keputusan saya dengar baik-baik.":
  1. abdullah yang mana yang bilang daging yang saya suguhkan itu daging anjing, maka abdullah yang (1) mengacungkan diri. Anda berHak mendapatkan warisan.
  2. abdullah yang mana yang berkata roti itu dibuat oleh wanita tua maka Abdullah yang (2) mengacungkan diri . Anda berHak mendapatkan warisan.
  3. abdullah yang mana yang mengatakan saya ini ANAK HARAM . Abdullah yang (3) mengacungkan diri. anda TIDAK berhak mendapatkan warisan. "" yang menyatakan diri saya ibnu haram maka dia pun ibnu haram pula.

maka tiga bersaudara ini pun pulang kembali ke rumahnya. untuk menegaskan si Abdullah yang (3) ini tidak berhak mendapatkan warisan maka mereka pun sepakat untuk menanyakan kepada ibunda mereka. Abdullah yang (3) bertanya kepada ibunya: ''wahai ibu apa benar saya ini bukan anak kandung ibu ,.tolong penjelasan sejujurnya dari ibu.
maka si ibu sambil menangis berkata:'' saya ikut bersedih wahai putraku, dulu ketika ayahmu masih hidup waktu ia hendak pulang dari mesjid ,dia menemukan bayi di teras mesjid maka bayi itu kami urus sampai besar. dan engkaulah bayi yang dulu ayah temukan di teras mesjid. maka si Abdullah sambil menangis: saya terima keadaan ini dan terima kasih pula wahai ibu engaku telah mengurus saya sehingga saya dewasa ini. dan engkau tidak membeda-bedakan aku dengan anak kandungmu. maka berpelukan lah tiga bersaudara ini.bersama ibunya. tamat. 
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar